Proses Fasilitasi Mendorong Perhutanan Sosial di Desa Long Pelban

By

Desa Long Beluah terletak di Kecamatan Tanjung Palas Barat dengan jarak tempuh dari kota Tanjong Selor ± 51 KM dengan jarak tempuh dengan menggunakan jalur darat sekitar 1,5 jam.  Akses jalan masih mengandalkan bantuan perusahaan untuk memperbaiki jalan yang rusak ke desa ini juga bisa di tempuh melalui transportasi sungai menggunakan speedboat (regular) dari Tanjung Selor sekitar 80 menit. Desa Long Beluah pada awalnya dengan sebutan Loang Ngui Lemlai dari bahasa Dayak Ga’ai yang pertama kali mendiami Desa Long Beluah pada awalnya adalah nama suatu wilayah yang ada di sekitar muara sungai yang panjang yang tidak pernah kering walaupun musim kemarau, dan sungai tersebut memiliki potensi sebagai tempat mencari kebutuhan/ nafkah hidup sehari-hari. Menurut cerita bahwa sebutan nama Long Beluah juga diartikan sebagai tempat persinggahan karena berada di pertengahan perjalanan  bagi orang-orang yang dari hulu sungai untuk berbelanja kelangsungan kebutuhan hidup.

Desa Long Beluah biasa di sebut oleh sekitar wilayah Bulungan dengan sebutan Bayangkara, awal mulanya desa ini disiapkan oleh Satuan Polisi (POLRI) dalam menata desa Ketika banyak perusahaan kayu beroperasi maka sebutan bayangkara melekat di semua masyarakat pada waktu itu sehingga terbiasa masyarakat Bulungan menyebut Long Beluah dengan Bayangkara, pun ada satu anekdot yang berkembang dimasyarakat Long Beluah kenapa di sebut bayangkara karena jaman kayu beroperasi banyak kasus sehingga sering kali di datangi petugas keamanan (polisi) maka dengan nama lain bayangkara adalah bayang-bayang karena perkara (kasus).

Penduduk desa Long beluah multi etnis, susku aslinya adalah Dayak Ga’ai yang satu rumpun dengan Dayak Ga’ai dari berau (segah) sekitar tahun 70-an datang suku kenyah dari apau kayan-Data Dian Kab.Malinau kemudian bermukim dan berkembang pesat seiring dengan hadirnya perusahaan kayu log dengan mendatangkan pekerja dari luar seperti dari Sulawesi, jawa, sumatera dan timor. Saat ini suku yang mendiami Long Beluah dari berbagai etnis diantaranya Dayak, Bugis-duri-makasar, Jawa, Batak, manado, toraja serta tidung tersebar di 12 RT dengan jumlah penduduk 3.315 jiwa, terdiri dari Laki-laki 1.809 Jiwa, perempuan 1.506 jiwa dan jumlah kepala keluarga 858 (KK) Desa ini sekaligus juga sebagai ibukota Kecamatan Tanjung Palas Barat.

Dalam sesi pertemuan (sosialisasi) yang di hadiri Pemdes, tokoh masyarakat, ketua BPD, Ketua Adat, Ketua kelomok tani dan ketua Gapoktan serta hadir juga Kepala KPH Bulungan, Perhutanan social dapat di akses oleh keopok masyarakat denga pilihan 5 skema, saat ini Long Beluah sudah mengajukan usulan HD (sudah vertek) dan melihat kondisi kebun masyarakat yang berladang di wialayah ijin IKANI salah satu yang akan di ajukan adalah Skema Kemitraan Kehutanan. PLHL juga sampaikan akan ada Pemetaan Tata Guna Lahan di Long Beluah sekaligus juga pelatihan pemetaan sehigga lokasi kebun masyarakat akan dipetakan langsng oleh anggota KTH/Gapoktan.

About The Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *