Kaliman Utara merupakan Daerah dengan penghasilan laut yang mencapai 49 Triliun / Thn. Melansir data dinas kehutanan setempat, hingga November 2023, luas hutan mangrove di Kaltara mencapai 326.396,37 hektare. Terbagi lagi menjadi hutan primer (47.664,58 ha), hutan sekunder (124.099,22 ha), nipah (5.984,09 ha), dan tambak (148.648,49 ha). dari potensi hutan mangrove ini dapat dipastikan habitat ekonomis yang hidup disekitarnya sangatlah melimpah. hal ini dibuktikan dengan terus meningkatnya bukaan lahan pertambakan demi meraip ekonomi dari hasil mangrove dengan budidaya udang di dalamnya.
jika Kebutuhan tempat penetasan (hatchery) udang di Kaltara yang cukup tinggi, membuat pelaku usaha mulai melirik usaha benur udang di Tarakan. Jumlah produksi udang di tambak dipengaruhi dengan kualitas benur. Sehingga, benur harus sudah kuat dan bebas virus agar bisa tumbuh sehat di dalam tambak. Dalam setahun, menurut data Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara, kebutuhan benur di Kaltara bisa mencapai 2,5 miliar ekor. Sementara hatchery yang ada di Kaltara sampai saat ini hanya mampu memenuhi 1 miliar ekor benur. artinya kita devisis secara kebutuhan terkait dengan benur untuk memenuhi kebutuhan petambak di kalimantan utara
Produktivitas udang di Kalimantan Utara menurun seiring menurunnya juga harga udang di kelas Pengepul. hal ini mempengaruhi semangat petambak dalam berinovasi untuk budidaya udang windu yang ramah lingkungan, efektip, murah dan berkelanjutan dengan Produksi yang maksimal. seringin perkembangan waktu banyak tambak yang dijual namun tidak sedikit juga petambak membuka lahan baru dengan asumsi bahwa membuka lahan baru memungkinkan produktivitas lebih baik
Tinggalkan Balasan